Sabtu, 14 Juli 2012

Serba-Serbi Homoseksual : Gay is Inborn VS Gay is Chance Factor

Assalamu'alaikum !

FYI : Sebelumnya saya hanya akan memberikan fakta sesuai isi buku dan juga situs. Saya sendiri termasuk orang yang percaya bahwa gay is chance seperti teori Neil Whitehead, tapi supaya semua tahu mengapa gay dilegalkan, maka saya juga mengikutsertakan beberapa buku psikologi yang afirmatif terhadap gerakan LGBT. Saya tidak pernah memaksa seseorang yang suka sesama jenis untuk menjadi heteroseksual. IT'S ALL YOUR CHOICE. Kan kamu-kamu dah gedhe, dewasa. Dosa ditanggung sendiri, derita ditanggung sendiri, it's all your decision. Tapi jika ada diantara kalian (mau yang gay, yang hetero) yang membully para exgay, langkahi dulu teori-teori ini. Leave them alone, you heterophobe! Get some life!


Teori "Gay is Inborn" dan Homoseksualitas Menurut Psikoanalisa Moderen

Teori Gay is Inborn (gay itu bawaan orok) banyak versinya, biasanya tidak lengkap, dan entah mengapa sering ditukar tempat dengan teorema tentang pembentukan interseks. Yang saya bingung, semakin saya tahu tentang teorema ini, saya semakin pusing karena interseks itu berbeda dengan homoseksual. Ditambah lagi ada beberapa fakta bahwa kebanyakan orang homoseks bukanlah interseks. Beberapa psikiater dan dokter entah mengapa juga memberikan info yang ambigu tentang ini. Yang saya ingat secara sedikit dari teori ini adalah :

  1. Bahwa ada gen yang mengakibatkan seseorang menjadi homoseksual. Gen itu dinamakan gay gene dan muncul pertama kali pada tahun 1993 di sebuah majalah biologi.
  2. Bahwa gay gen itu diturunkan dari pihak ibu, seperti gen bule albino, karier atau pembawanya dari pihak ibu. Misalnya kalau paman dari pihak ibu ada yang punya SSA, maka keponakannya punya kemungkinan memiliki SSA juga. 
  3. Karena berasal dari gen, terdapat ciri-ciri fisik yang membedakan pria gay (pria dengan SSA/same-sex attraction) dengan pria heteroseksual (pria dengan OSA/ Opposite-sex Attraction), seperti panjang jari tengah, ukuran bagian otak, dsb.
  4. Gay, walaupun inborn bukanlah disorder (kelainan), tetapi variasi dari populasi manusia. Klaim ini juga dikaitkan dengan temuan bahwa perilaku homoseksual ditemukan juga di dunia hewan.
  5. Gay, karena inborn juga dipengaruhi dari hormon, dan juga hormon pra-natal. 
  6. Gay, karena inborn tidak dapat diubah. Karenanya konseling hanya akan melukai si individu bila diterapkan padanya.
  7. Klaim ini juga terkenal karena penelitiannya Kinsey di tahun 40-an ttg seksualitas seseorang.
  8. Karena gay itu inborn, orang yang ingin mengubah dirinya yang homoseksual menjadi heteroseksual itu seorang homofobik. 
Itu beberapa klaim gay is gene. Sedangkan untuk Homoseksualitas menurut Psikoanalisa Moderen bisa dilihat dan dicerna sendiri dalam buku Sexual Orientation and Psychoanalysis  . Saya tak ingin berkomentar, karena Psikoanalisa itu sangat subyektif dan analisa dari hasil analisanya pun sangat subyektif. Pada dasarnya  buku ini menyetujui dan afirmatif terhadap gerakan LGBT, beserta bukti tentang fantasi seksual, analisa dsb. Tapi karena saya agak tidak sreg dengan teknik analisis  Freudian, jadi saya juga akan sangat subyektif menilainya. 

Teori Gay is Chance 

Teori ini sebenarnya muncul ketika Neil Whitehead (seorang ahli genetik) menemukan banyak bukti bahwa klaim gay is inborn atau adanyan gen gay itu lemah. Bukti itu ia kumpulkan dan ia menyimpulkan bahwa gay is chance (gay itu berpijak pada 'kesempatan'). Sepertinya lebih rumit daripada bilang bahwa gay is gene, tapi saya menyetujuinya karena lebih masuk akal, logis serta banyak menjelaskan fakta ilmiah yang telah dipelajari secara resmi di BK. Klaim lengkapnya bisa dibuka di situs ini  Isi dari teori ini adalah :

  1. Orientasi seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya, termasuk perilaku seksual (seks anal, oral, gaya bercinta, dsb), termasuk juga homoseksualisme, heteroseksualisme, dll.
  2. Hormon berpengaruh hanya hingga 16-27% saja untuk kasus orientasi seks (heteroseksual, homoseksual....)
  3. Secara genetik, semua makhluk tingkat tinggi (bukan mikroorganisme) dipengaruhi oleh gen hanya sekitar 10% (maksimalnya). Maka bila ada gen gay, maka hanya ada 10% yang membuat ada gay. Tapi itu BILA, menurut teori ini, belum terbukti bahwa ada gen gay.
  4. Gen gay belum pernah ditemukan di seluruh genome manusia, walaupun telah melalui berbagai proses penelitian yang sama terhadap gejala perilaku manusia yang secara garis besar dipengaruhi oleh gen seperti skizofrenia (garis besar di sini hanya 3% dari seluruh populasi penderita skizofrenia).
  5. Hormon memiliki andil yang sangat kecil dalam pembentukan seseorang dalam menjadi gay, lesbian, biseksual, transgender (transeksual), dsb.
  6. Interseks itu terjadi karena kromosomnya dan perkembangan alat kelamin yang kurang sempurna, jadi jangan disamakan dengan gay. Dan mayoritas interseks hidup menurut jenis kelamin dimana ia dibesarkan. Ada yang memilih ganti kelamin, tapi itupun karena kromosomnya lebih dominan di jenis kelamin yang dia pilih. Ada juga yang abstain dan tidak pernah menikah.
  7. Heteroseksualisme itu bukan bawaan lahir. Memang ada insting reproduksi yang mendukung heteroseksualisme, tapi perilaku seks individu heteroseksual itu dipelajari. Baca buku psikologi perkembangan, pasti ada perkembangan individu heteroseksual. 
  8. Individu homoseksual secara tak sadar mempersepsi kejadian-kejadian dimasa kecil menjadikannya homoseksual. Kekaguman pada budaya gay dan lesbian juga akan mempengaruhi preferensi seksual mereka. Sakit hati dan persepsi terhadap orang tua juga sangat berpengaruh. Bisa dibaca di post saya yang terdahulu ttg kasus Michael. Homoseksualitas itu hanya gejala, sedangkan sebabnya bermacam-macam.
  9. Orang yang memutuskan dirinya keluar dari dunia gay tidak semuanya memilih menjadi heteroseksual dan bukan homofobia. Kebanyakan sih memilih menjadi heteroseksual. Tapi ada juga yang jadi aseksual. Di teori ini juga menjelaskan bahwa ada banyak individu yang aseksual pun hidup bahagia dan punya gairah seksual yang wajar, hanya dia memilih untuk hidup aseksual.
  10. Perceraian meninggikan probabilitas menjadi gay/lesbian 50%. 
  11. Menikah dengan lawan jenis bukanlah terapi yang tepat, tapi pergi menemui konselor/psikolog untuk menganalisis masa lalu serta mempelajari sendiri faktor-faktor tersebut adalah konseling yang terbaik. Tidak semua jenis konseling cocok untuk semua orang, ini berlaku untuk semua jenis keluhan, jadi jangan salahkan konselor/terapis/ psikolog bila tidak berhasil. Coba dengan terapis yang menggunakan pendekatan yang berbeda. 

Itu hanya beberapa intisari dari dua teori tersebut. Teori gay is Chance sebenarnya tidak mudah untuk disimpulkan karena faktor pembentuk perilaku homoseksualisme sama rumitnya dengan perilaku heteroseksual. Tidak semua individu sama, sehingga bila kita memiliki  dua orang teman yang sama-sama memiliki SSA (same-sex attraction), bisa jadi motif mereka berbeda. Tetapi motifnya tentu saja tidak disadari, tidak seperti homoseksualisme ideal seperti wakashudo pada jaman samurai Sengoku misalnya, yang secara lingkungan sangat dianjurkan. Beberapa fakta di dalam buku My Gene Make Me Do it di situs tersebut juga memberikan jawaban mengapa teori Exotic Become Erotic salah, juga teori bahwa there is gay gene. Secara lengkapnya silakan, lebih baik disimak daripada banyak penjelasan dari Psikiater dsb yang bilang bahwa 'seksualitas itu rumit', titik. Ya, kalau rumit, jelaskan pelan-pelan dong. Saya juga pernah SMP ma SMA, jadi tahu lah biologi dikit-dikit. 

Sekarang silakan dibandingkan, tapi sama seperti teori pembentukan alam semesta yang banyak versinya, teorema tentang gay itu asalnya darimana terserah pribadi masing-masing. 

Wassalamu'alaikum!

Senin, 26 Maret 2012

Jung dan Freud : Perbedaan Analisis Konseling



Banyak yang mengulas tentang perbedaan teori Jung dan Freud, dari teori kepribadian, teori sifat manusia, hakikat ketaksadaran, dan lain-lain. Tapi mungkin belum lengkap bila kita belum mengetahui perbedaan utama teknik analisis masalahnya. Para praktisi konseling pasti tahu benar bahwa hal yang paling sulit dalam proses konseling adalah analisis masalah. Setelah prognosa dilakukan, maka dicarilah diagnosanya. Tapi apakah sesederhana itu? Kenyataannya lebih sulit dari teorinya. Pada pos sebelumnya, saya telah menyertakan teori ringkas tentang Psikologi Analitik Carl Jung. Jadi, untuk kali ini, saya akan langsung membahas tentang analisis masalah, baik dari pihak Freud dan juga Jung.

Kita mulai saja.

Analisis Masalah ala Sigmund Freud

Analisis masalah ala Freud memiliki beberapa ciri, yaitu :
  1. Berpusat pada libido. Mimpi dan segala simbol di dalamnya dikaitkan secara langsung dengan simbol-simbol seksual. Misalnya konseli A bermimpi melihat bangunan candi Hindu dan merasa takut dengannya, karena proposisi umum dalam Psikoanalisa adalah semuanya bergantung pada libido, maka candi Hindu tersebut diartikan sebagai simbol phallus, atau seks.
  2. teknik yang digunakan adalah teknik REDUKTIF, yaitu dengan mereduksi gejala-gejala neurosis klien/ konseli, lalu mendiagnosis hubungannya dengan kepribadian konseli, dan menulusurinya hingga ke sejarah masa lalu konseli .




Inilah ilustrasi konseling Psikoanalisa Freud








dengan teknik ini, klien dihadapkan pada masa lau, terkadang menyakitkan, tapi telah terbukti ampuh untuk bebrapa klien seperti Anna O.
Analisis Kasus ala Jung
  1. Analisis berpusat pada individuasi dan spiritualitas, Intinya, spiritualitas itu akan menyempurnakan proses konseli menjadi individu yang utuh dan berfungsi secara sempurna. Mimpi diartikan secara persepsi konseli, Misalnya Konseli A bermimpi tentang candi Hindhu, konselor/terapis berkewajiban bertanya tentang apa yang konseli rasakan ketika bermimpi tersebut, apakah senang, sedih, takut, cemas (bisa juga melihat reaksi dari mimik muka konseli ketika menceritakan hal itu) dan apakah simbol candi Hindu tersebut memiliki arti tersendiri bagi konseli, e.g : konseli A merasa bahwa ia takut melihat candi Hindu karena ia mengalami kejadian traumatis ketika pergi berwisata di candi Prambanan.
  2. bersifat KONSTRUKTIF, artinya analisisnya berusaha membangun individuasi dan rasa 'penuh' dalam psyche konseli, dengan cara berdiskusi, sehingga konseli memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang dirinya.
Secara gampangnya begini, konseli itu diibaratkan punya buku yang memuat lengkap tentang dirinya, sejarahnya, dan juga bagaimana cara hidup konseli sesuai dengan kepribadiannya, maka tugas konselor/ terapis adalah membuka, mengajari konseli membaca simbol-simbol yang terdapat dalam buku itu.
Dalam analisis ala Jung, ketiga figur A, B dan C (Sejarah, Kepribadian dan neurosis konseli) itu bisa saling mempengaruhi. Jika yang ingin diubah adalah gejala dan perilaku neurosisnya, maka ubahlah sejarah dan kepribadiannya, yaitu dengan MEMBERI MAKNA pada setiap peristiwa yang terjadi dalam sejarah konseli.

Referensi :

Papadopoulos, R.K (editor). 2006. The Handbook of Jungian Psychology : Theory, Practice and Application. New York :Routledge Publishing

Rabu, 22 Februari 2012

Homoseksualitas dan Perkembangan Penuh Psyche Part 2

Assalamu'alaikum wr. wb.
Pada post ini saya akan mengetengahkan tentang sebuah kasus Analisis Mimpi yang kebetulan konseli (orang yang menjadi subjek konseling) adalah seorang lelaki homoseksual bernama Michael. Kasus ini nyata dan bukan fiksi, diambil dari kasus yang dipecahkan oleh seorang analis Jungian terkenal bernama Yoram Kaufmann. Dalam analisis mimpi ini, akan disebutkan beberapa istilah yang merupakan khas istilah analisis mimpi ala Carl Jung seperti anima, shadow (bayangan), dan lain-lain. Silakan buka di link ini untuk penjelasan lebih lanjut atau download penjelasan yang kami buat di sini.
Kasus ini dimuat dalam buku "Current Psychotherapies" edisi tahun 1988 yang dihimpun oleh Raymond Corsini yang juga menghimpun buku "The Great Cases of Psychotherapy".

KASUS MICHAEL


Lelaki bernama Michael itu berusia kira-kira 20-an tahun. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang tinggal dalam rumah barat-pertengahan. Michael adalah pemuda yang menarik hati, cerdas, introspektif, dan memiliki kepekaan yang tinggi, terutama kepada dunia sekitarnya. Situasi dan kondisi sekitarnya dapat mempengaruhi perasaan Michael dengan sangat. Namun ia juga jujur terhadap dirinya sendiri.
Michael datang kepada terapis karena ia ingin menjalani hubungan yang langgeng, apakah itu hubungan homoseksual ataupun hubungan heteroseksual. Michael bebas dari rasa bersalah ataupun konsekuensi sosial terkait dengan orientasi seksualnya. Baik keluarga maupun keluarga istrinya menyadari seksualitasnya. Ia juga pernah menjalani konseling tetapi tidak mendapatkan jawaban yang ia cari.

Mimpi I
“I am in the kitchen with my mother. Upstairs I can hear the sound of heavy chairs clanking across the floor. Mother tells me not to worry that father has gone insane, but that they had chained him upstairs so that he can’t hurt me, she intimately places her hand over mine on the table and caresses it.
Mother Archetype



Mimpi ini menurut analis menunjukkan konstelasi keluarga Michael. Ayahnya suka marah, sedangkan ibunya bersikap terlalu protektif pada anak-anaknya terutama Michael. Ibunya juga bersikap seduktif terhadapnya. Hal ini membuat kemampuan ego Michael untuk bertindak secara asertif disetir/didominasi oleh Arketipe Ibu. Hal ini mengakibatkan maskulinitas Michael dibelenggu dan tidak dipercaya oleh ego.

Mimpi Kedua
My father, brother and I are peddling out to the sea in water bikes. The water is choppy and threatening. I see my father dipping my baby into the shark infected water.

Dalam mimpi kedua ini, Michael masih dalam stage infantile. Dia ingin menderivasikan kekuatan maskulinnya dari sumber dalam (psyche-nya). Sayangnya Arketipe Ayahnya malah membahayakan animanya (sang bayi perempuan) dan membuatnya merepresi kemaskulinannya. 

Mimpi ketiga 

I follow Y (the analyst) in climbing in a difficult mountain. Y is surprised that there is physical side to my nature and says he enjoys my company.


Makna mimpi tersebut berfokus pada kegiatan pendakian gunung yang dilakukan oleh ego Michael dan analis. Hal tersebut merupakan metafora dari proses konseling yang dilakukan oleh Michael dan sang terapis. Mimpi tersebut diartikan oleh Michael dan terapis sebagai perlambang bahwa Michael mulai dapat menerima maskulinitasnya.

Mimpi keempat
Keith boasts about how many girls he has dated. Under his braggadocio I sense his insecurity to which I respond in a fatherly way. Suddenly we are romantically kissing. We are equals. I am transported. Mother tries to find out what has happened between me and Keith. 

Dalam mimpi ini, Michael bermimpi secara erotis dan sering disalah artikan sebagai ‘fantasi seksual’ oleh beberapa individu. Namun dalam mengartikan mimpi, analis mengintepretasikan tokoh Keith sebagai shadow atau bayangan Michael yang baik (the good shadow). Sedangkan perilaku seksual (mencium) Michael terhadap Keith merupakan perlambang usaha penyatuan ego Michael dengan Bayangannya. Mimpi tersebut memberikan gambaran bahwa Michael dapat bersentuhan dan berkomunikasi dengan maskulinitasnya yang direpresi.

Mimpi kelima

I am teaching my baby girl to talk

Dalam mimpi ini, ego Michael bertemu dengan animanya kembali. Ia mengajarkannya untuk berbicara dan itu mencerminkan usaha ego Michael untuk membangkitkan dan mengenal animanya. Pada saat itu, Michael telah memutuskan untuk memperbaiki hubungannya dengan istrinya kembali. Ia juga memutuskan untuk mengikuti Konseling Kelompok/ Terapi Kelompok yang diadakan oleh analis/terapis.
Dalam mimpi yang kelima ini, sang bayi perempuan kembali muncul. Sama seperti mimpi sebelumnya, sang bayi merupakan perlambang Anima dari Michael. Pada mimpi ini, ego Michael sedang berusaha bersentuhan, mengajak bicara dan berhubungan dengan animanya. Ego berusaha membangunkan arketipe anima yang ada dalam psyche Michael.

Mimpi keenam
I am in the group and suddenly I discover to my horror that I am dressed in a way that looks very gay. I feel ridiculous and say so to one of the girls. She is not concerned and does not take my dress as an indication of my character, just an accident. She simply rolls down the sleeves and makes minor adjustments and the clothes looks normal. A guy who sitting behind me is dressed in a gay manner. He tries to pull me away from the girl and embraces me. His clothing is full of curved needles that just outward and they pierced me. I struggle and free myself. The girl’s clothing is also full of pins but they are safety pins and they are close.

'sang gadis’ dalam mimpi tersebut diartikan Michael sebagai intisari feminitas dan penerimaanya terhadap Michael sebagai seorang pria. Hal ini sangat penting bagi Michael. Konflik yang terjadi dalam diri Michael pada mimpi ini adalah antara sisi homoseksual dan sisi heteroseksualnya. Sisi homoseksualnya memang kuat tetapi bagi Michael sisi ini memililki ‘duri’ dan terkesan tidak ia setujui. Dalam mimpi keenam ini, dapat disimpulkan bahwa Michael dapat terbebas dari sisi homoseksualnya.  Yang perlu digaris bawahi di sini bahwa sang pemimpi, Michael telah membuat keputusan aktif, yang harus diikuti dengan usaha Michael untuk memenangkan pertarungan melawan Arketipe Ibu yang sering membawa ketakutan padanya.
pertarungan Herkules vs Hydra,
sering diartikan sebagai pertarungan  Ego individu lelaki dengan Arketipe Ibu

Untuk memenangkan pertarungan ini, ia harus ‘mengambil’ Arketipe Ayah dalam psychenya. Dengan bantuan analisnya dan hubungan terapeutik yang ia jalani dengan terapisnya. Pertama-tama ia harus berhubungan dulu dengan sisis relijiusnya yang merupakan symbol spiritualismenya.

Mimpi ketujuh
The setting of this dream is a large church. In the year Y (the analyst) is sitting behind an old wooden table reading from ancient book. The letters are shaped like old German runes, long and narrow. But when I look close, I see that it could also be Chinese. Y is translating to a group of people, including me.


Michael mengaku sebelum dia mengalami mimpi ketujuh di atas, ia selalu menganggap bahwa seks dan spiritualisme/ agama adalah hal yang terpisah. Michael bahkan mengaku dia seorang atheis. Sebelum munculnya mimpi ini, analis menilai bahwa fungsi reliji dalam diri Michael direpresi.  Relijiusitas dan spiritualisme dalam mimpi ini dilambangkan dengan munculnya rune, huruf-huruf kuno Eropa yang sering muncul sebagai perlambang kebijaksanaan kuno. Analis kemudian menawarkan terapi bibliografi /bibliokonseling untuk memberikan informasi yang cukup kepada Michael tentang makna mimpinya.  Dalam mimpi ini Michael dapat menyatu dengan elemen-elemen baru : dimensi relijiusnya, dan juga sisi spiritual dari Arketipe Ayah. Asimilasi dari figure seorang ayah dalam level personal perlu menunggu lebih lama lagi dan akan datang pada sesi-sesi selanjutnya.

Mimpi Kedelapan

I am with my father. A coarse brutish guy appears and insults my father. I wait confidently for my father to hit him but he is afraid; he is too weak. Thereupon I hit the guy. 

Pada bagian ini, Michael menyadari bahwa untuk mengalami kualitas maskulin, ia harus mengambil ‘maskulinitas’ dari dirinya sendiri, daripada menanti orang lain menuntunnya.

Mimpi kesembilan

It is a warm summery day. I find a cocoon hanging on a vine and pick it up. The covering is a delicate green color. Its transparency allows me to see the orange wings of the butterfly inside and I realize that it is monarch butterfly. I cup my hands together to provide warmth of the cocoon. Hoping that the warmth of my hands will help it emerge sooner. Then I realize it won’t help. I must simply wait for to emerge by itself.

Mimpi ini memiliki gambaran yang sangat indah. Michael dikenal sebagai seorang yang benar-benar mengerti tentang kupu-kupu dan ia tahu bahwa kupu-kupu jenis Monarch adalah jenis yang tak biasa. Kupu-kupu jenis ini adalah kupu-kupu yang bermigrasi ke  Selatan ketika musim dingin tiba.  Kupu-kupu juga merupakan perlambang dari psyche dalam mitologi Yunani dan adalah image dari arketipe The Self yang merupakan tujuan dari proses individuasi.
Dengan menggunakan simbolisme kupu-kupu Monarch, Michael mengasosiasikan bahwa maskulinitasnya ‘menggantung’ yang ia anggap ‘buruk’, yang kemudian bertransformasi menjadi indah. Keindahan ini adalah persepsi Michael tentang virilitas.
Namun mimpi ini juga mengindikasikan bahwa proses individuasi yang telah dijalani Michael melalui kesembilan mimpinya belum berakhir. Ia harus berjuang lebih dalam lagi agar dapat mencapai individuasi.
Di akhir catatan Yoram Kaufmann memberikan pernyataan bahwa kesembilan mimpi dalam makalah tersebut tidak dapat menjelaskan secara detail tentang proses psikoterapi/konseling secara keseluruhan, hanya sebagian.



 Dari catatan inilah saya berusaha menggunakan teknik dreamwork dan analisis mimpi. Tak terlalu menyakitkan bukan? Bila sudah siap untuk dianalisa mimpinya silakan email saya di sini. Well then! Selamat mencoba....




Jumat, 29 Juli 2011

Salah Satu Kasus Psikologi Pertama oleh Pierre Janet

Bagi yang ingin menyimak ringkasan terjemahan dari salah satu pelopor psikoterapi moderen, ini adalah terjemahan gratisannya. Saya tidak tahu jika buku kompilasi kasusu psikologi berjudul The Great Cases in Psychotherapy sudah ada terjemahannya, tapi ini adalah terjemahan kami anak-anak UMM (exactly...me) untuk tugas Model-Model Konseling. Semoga bermanfaat! Enjoy!

Terjemahan Pierre Janet


Sekilas tentang Pierre Janet :

Pierre Janet adalah seorang psikoterapis yang menjadi 'penghubung' antara para pelopor ilmu psikiatri seperti Charcot, Liebeault, Bernheim, Forel, dan Paul Dubois dan para pendiri psikodinamika Modern seperti Freud, Adler dan Jung. Laporan dramatisnya tentang perawatan terhadap Achille adalah laporan yang dapat membedakan secara jelas antara pemikiran masa lalu dengan psikoterapi masa kini.


Sebuah Kasus Kerasukan (Setan) dan Pengusiran Setan Moderen (1898)

Oleh Pierre Janet

Pikiran adalah subyek dari penyakit, sama seperti tubuh. Penyakit-penyakit pikiran memperbolehkan kita untuk memelihara fenomena psikologis tertentu yang sangat menarik jika dilihat dari beberapa sudut pandang. Penyakit-penyakit tersebut menunjukkan bukti-bukti yang mendasar dan dalam dari kejadian yang normal.

Ini adalah sebuah kasus yang memegang peran penting dalam sejarah, sebuah kasus 'kerasukan setan'. Kegilaan akibat kerasukan ini sering terjadi sebelumnya dan tampak dengan beberapa bentuk, yang saat ini diklasifikasikan ke dalam beberapa penyakit mental. Kasus ini juga sering menimpa sejumlah besar orang dalam area yang sama. Sebagai contohnya adalah kasus kerasukan anggota Gereja Kontrop pada tahun 1550, kasus kerasukan para Ursulin dari Loudun dan pastor Urbain Grandier, yang memaksa para korban untuk menjerit-jerit, menangis dan bahkan pingsan.

Para ahli yang mendiskusikan masalah ini kini telah yakin bahwa kasus-kasus kerasukan ini adalah penyakit mental sederhana dan perdukunan (pengusiran setan) memiliki peran yang sama dengan sugesti dalam proses hipnotis.

Kasus ini adalah tentang seorang lelaki berusia 33 tahun, yang empat tahun yang lalu dibawa dari La Salpetriere ke klinik milik Charcot. Saya dapat memeriksanya dan dengan senang hati saya sampaikan bahwa saya dapat menyembuhkannya dalam beberapa bulan.

Pengobatan ini kemudian dilanjutkan tiga tahun setelahnya dan saya dapat mempelajari setiap perkembangan penyakit mental tersebut, yang mungkin dapat disebut sebagai pengusiran setan moderen. Saya telah memberikannya sebuah nama samaran dan mengubah tempat-tempat yang berhubungan dengannya dengan nama lain.

Achille, begitulah kita menyebutnya, adalah seorang petani sederhana dari daerah Prancis tengah. Ia hidup di lingkungan yang sederhana dan dikelilingi masyarakat yang tak berpendidikan. Ini juga membenarkan komentar Esquirol bahwa kegilaan karena kerasukan hanya terjadi di masyarakat kalangan kelas rendah. Orang tua Achille dan penghuni desa sangat percaya tahayul, bahkan keluarganya terkenal mempunyai legenda-legenda tak biasa. Ayah Achille pernah dituduh melakukan pesugihan di bawah sebuah batang pohon. Ia sering meminta uang pada Setan setiap Sabtu di bawah pohon itu. Ayah Achile hanya tertawa ketika dituduh dengan tuduhan itu, tetapi terlihat memiliki ketakutan terhadap tahayul yang sangat mendalam. Kakek Achille bukanlah orang yang sepenuhnya waras. Pada saat-saat yang berbeda, dia pergi tanpa motif yang jelas dan tak ada seorang pun yang dapat menjelaskan hal ini secara lengkap.

Ibu Achille adalah seorang wanita yang sehat jasmaninya, tetapi inteligensinya rendah. Ia juga sering mabuk dan teribat alkoholisme. Tanpa ragu saya menyebut alkoholisme sebagai faktor predisposisi dari anak-anak mereka untuk memiliki penyakit mental.

Achille dilahirkan sebagai bayi yang normal, dia menunjukkan dirinya sebagai anak yang rajin belajar dan menerapkan pelajarannya di kehidupan nyata dengan baik. Dai memang hanya memilki inteligensi rata-rata tetapi ia memiliki ingatan yang cukup baik. Ia serius dan tidak memiliki kepercayaan terhadap tahayul seperti lingkungan sekitarnya. Ia juga bukan orang yang relijius. Namun ketika masih sekolah ia juga sering diolok-olok dan dijahili oleh kawan-kawannya. Karenanya, ia hidup menyendiri dan sering mengalami kesulitan di sekolah. Tentunya hal ini juga sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadiannya.

Achille meninggalkan sekolahnya dalam umur yang cukup dan bekerja dalam sebuah bisnis yang kelihatannya dia lakukan dengan cukup baik. Dia menikah pada usia 22 tahun, dengan seorang perempuan yang setia dan penyayang, yang juga berusaha meluruskan khayalan-khayalan Achille dan membuatnya bahagia. Dia kemudian memiliki seorang putri, yang membuat Achille hidup dalam kebiasaan normal selama hampir sepuluh tahun. Achille berusia 33 tahun ketika mengalami beberapa peristiwa yang membuatnya dirawat di La Salpetriere.

Pada musim dingin 1890, Achille harus melakukan perjalanan bisnis dan ia pulang beberapa minggu setelahnya. Setelah beberapa hari, tiba-tiba dia tak dapat berkomunikasi dengan istrinya. Bukan karena dia tidak mau berbicara, tetapi karena dia tidak bisa berbicara. Dia mencoba mengeluarkan suara, tetapi gagal. Dan dia telah menjadi bisu. Dokter yang dipanggil menggoyang kepala Achille dan menenukan kasus yang sangat serius dan mendengar detak jantung Achille, memeriksa urinnya, dan menyimpulkan bahwa ada kelemahan umum, sebuah maladjustment, atau mungkin diabetes, dst, dst. Dia tidak memiliki kekuatan lagi, dan mengeluh tentang gejala-gejala penyakit tersebut. Kemudian dia pergi ke dokter lain yang memeriksa jantungnya dia tidak merasa sakit di lengan sebelah kiri dan jari-jari tangannya. Tetapi hasilnya sama saja.

Achille tetap tiduran di ranjang dan terlihat sangat sedih. Dia tidak lagi pergi bekerja dan dia sepertinya tidak mengerti apapun yang ia baca. Dia selalu tertidur, dalam tidurnya dia menggumam kata-kata yang tidak bisa dimengerti. Namun kedua matanya selalu mengeluarkan air mata.

Tiba-tiba di suatu pagi, setelah dua hari seperti mati. Dia tiba-tiba berdiri membuka mata dan mulai tertawa menakutkan. Dia mengatakan, “ Jangan lakukan apapun, karena semuanya tak berguna, ayo minum sampanye karena dunia akan kiamat, “ Lalu ia menangis “ Aku sedang terbakar, seseorang memotongku hingga berkeping-keping, “. Lalu dia tertidur lama karena kelelahan. Hari selajutnya dia juga mengatakan hal yang sama bahkan sampai mendiskripsikan tentang bentuk setan tersebut. Achille menghina Tuhan dan para santo dan menghina hal – hal yang berhubungan dengan agama. Suatu ketika ia tidak diawasi dia pergi dari rumah dan tiba – tiba menemukan dirinya di hutan. Dia juga sering pergi ke makam – makam, dia juga mencoba minum racun lain, dia mengikat kaki dengan tali bersama- sama dengan ketat dan menyuburkan dirinya ke dalam air tapi dia tidak tenggelam. Dia berkata”sekarang kau bisa lihat kalau aku dirasuki setan dan aku tidak bisa mati, aku bahkan bisa membuktikan dengan agama. Dia bilang”ya memang setan ada dalam diriku”. Setelah kejadian itu dia dimasukkan ke RSJ La Salpetriere. Lalu matanya tiba – tiba mengecil seperti menampang, dia mengatakan hal – hal yang radikal dengan suara parau. Dia mengucapkan”terkutuklah Tuhan, trimitas, dan perawan suci. Kemudian dia bicara”ini bukan aku”. Dia menutup mulutnya supaya tidak mengatakan apa- apa. Bahkan ketika ada yang menusukkan jarum kepadanya dia tidak merasakan apapun. Ketika dicubit dia tidak merasakan apapun. Dia sering memukul dan mencakar dirinya sendiri namun tidak merasa sakit. Ketika saya berusaha menenangkan orang ini usaha saya tidak diterima, lalu saya mencoba untuk menghipnotisnya tetapi semuanya tidak berguna. Dia hanya menjawab dengan hinaan dan si setan berbicara melalui suaranya mencela kegagalan saya lalu saya mengamati Achille yang sering membuat banyak pergerakan tanpa sadar akan hal itu. Dan dia juga sering melihat halusinasi dan terkena delirium. Suatu ketika saya memberikannya sebuah kertas dan pensil Achille lalu menulis tanpa tahu dia sedang menulis. Pergerakan ini adalah pergerakan otomatis, kemudian saya memutuskan untuk membiarkannya berada dalam delirium dan exclamasi. Kemudian tiba – tiba ia menulis sangat cepat tulisannya”aku tidak mau”. Rupanya itu adalah jawaban dari perintah saya lalu saya bertanya “kenapa kamu tidak mau?”, dia menjawab dengan tulisan “karena aku lebih kuat dari kau” - “

siapa kau?”(konselor).

Saya adalah setan (Achille).

Setan : Baiklah sekarang kita bisa bicara.

Konselor : Saya tidak percaya dengan kekuatanmu dan aku tidak percaya kecuali kau memberikan aku bukti.

Setan : apa?

Konselor : angkat tangan kiri orang ini tanpa ia tahu hal itu!

Achille : Setannya sedang bersenang – senang denganku.

Catatan konselor : Dengan cara ini saya bisa membuat setan melakukan banyak hal. Dia selalu menurut, membuat Achille menari, mencium kertas dan seterusnya.

Hal ini sering terjadi pada pengusiran setan pada zaman dahulu, hanya saja pengusiran setan zaman dahulu menggunakan bahasa Latin atau Yunani. Si setan tidak tahu perangkap apa yang sudah saya siapkan untuknya. Saya lalu menghipnotis Achille dan menyuruhnya untuk mengatakan segala penderitaannya. Setelah dia bangun bahkan tidak menyadarinya. Achille berada dalam keadaan Somnambulisme(berjalan sambil tidur). Pada saat ia melakukan ini saya dapat melihat jejak ingatan yang menyebabkan delirium, ini adalah fenomena ambang sadar(subconcious). Ketika tidur Achille dapat mengungkapkan semua kejadian yang menyebabkan dirinya delirium. Dalam keadaan Somnambulisme ini ia mengatakan tentang perenungan lamanya.

Asal usul penyakit: Achille telah melupakan rumahnya dan istrinya selama perjalanan bisnisnya. Kenangan akan kesalahan ini telah menyiksanya ketika ia kembali ke rumahnya dan membuatnya bersedih. Dan ia terus – terusan berfikir untuk menyembunyikan ini dari istrinya. Pemikiran ini membuatnya harus memeriksa setiap kata yang ia ucapkan pada istrinya. Ia pikir setelah beberapa hari ia akan kehilangan gangguannya itu namun pikirannya itu terus ada di dalam kepalanya.

Pemikiran itupun menjadi mimpi. Ia bahkan memimpikan gangguan – gangguan fisik yang menakutkan. Yang mengganggu tersebut membuatnya sangat cemas, haus dan merasa sangat tercekik.Tiba-tiba saja disuatu pagi ketika anjing menggonggong, “setan” itupun muncul.

Psikologi patologis zaman ini dapat menjelaskan semua gejala delirium ini semua gangguan yang Achille alami dalm ketidaksadarannya adalah fenomena yang menarik. Bahas tidak hanya disusun oleh kata – kata, huruf – huruf ataupun gambar – gambar tetapi juga visualisasi dari pergerakan – pergerakan dan juga artikulasi tenggorokan kita. Dan semua itu dapat berpisah dari kepribadian dan dapat berkembang melawan kehendak kita. Walaupun Achille seperti orang yang kesurupan, penyakitnya bukan kesurupan tetapi perasaan penyesalan yang mendalam. Ini juga berlaku untuk orang – orang yang mengalami kesurupan. “setan” itu merupakan inkarnasi dari penyesalannya, penyesalan yang mendalam, ketakutan mereka atau bahkan kekejaman. Achille akhirnya tersembuhkan. ”setannya” telah dikeluarkan oleh teknik pengusiran “setan”modern. Achille akhirnya kembali ke kotanya dan sering mengirimi saya kabar. Dan selama 3 tahun telah menjaga kesehatan mental dan fisiknya.

Sabtu, 16 Juli 2011

Homoseksualitas dan Perkembangan Penuh Psyche

Greetings!Hey!
Hmm, sudah lama saya tidak membuka blog ini. Seperti janji saya yang dulu-dulu, bahwa saya akan membuka tentang psikologi dan sejenisnya. Saya sejujurnya merasa terusik dengan banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini di dunia. Setelah saya membuka banyak thread di kaskus yang membicarakan tentang gaya hidup para lesbian dan homoseksualitas, saya memutuskan menulis ini. Bagi yang merasa tersinggung dengan tulisan saya silakan merenungi apakah ketersinggungan Anda itu hanya ketersinggungan belaka ataukan suara hati nurani Anda. Saya seorang Muslimah, heteroseksual, yang sedikit tahu tentang ilmu psikologi dan jalan menuju perubahan melalui proses konseling dan psikoterapi.
Baiklah, saya mulai saja. Pada era di mana opini para ilmuwan Amerika yang berjuang melawan 'ketertindasan', kita sering dibuat bingung oleh paham yang dibawa oleh masyarakat Amerika. Sejujurnya saya adalah salah satu orang yang dibuat bingung tersebut. Dulu, saya berpikir bahwa minoritas adalah yang tertindas. tapi saya juga harus menyadari bahwa ada yang namanya minoritas tapi berkuasa, yaitu tirani. Kalau kita melihat apa yang terjadi di Amerika, saya melihat bahwa hampir 60% dari orang-orang yang menguasai industri hiburan merupakan orang-orang pro-gay. Bahkan orang-orang tersebut, bila ada seorang gay yang ingin menjadi heteroseksual, akan mengecam bahkan cenderung memaksa orang tersebut untuk tetap pada jalannya yaitu menjadi gay. Saya masih ingat salah satu tayangan talkshow yang dibawakan oleh Tyra Banks dimana Tyra memandang aneh orang-orang yang membenci kegayan mereka. Bukankah hak semua orang untuk menjadi apa yang mereka inginkan? Kalau ada seseorang yang merasa ingin mengubah seksualitasnya, bukankah itu hak hidupnya?? Bukankah identitas dapat dibentuk bila orang yang menjadi tuan rumah dari identitas tersebut menginginkan hal tersebut? Untuk apa orang lain meracau tentang hak hidup orang lain?

Membenci Dirinya Gay adalah Rasis??
Sejujurnya, bila kita memiliki sifat dalam diri kita yang tidak sesuai dengan nilai yang kita anut akan membuat kita menghadapai konflik internal/dalam diri yang sangat hebat. Menjadi homoseksual adalah salah satunya. Saya sering membaca curhatan seorang gay yang ingin menjadi heteroseksual dengan berbagai cara. Alasannya bukan hanya karena 'himpitan sosial' tapi juga keinginan untuk menjadi hamba Tuhan yang baik, yang merupakan fitrah dan keinginan luhur. Anehnya, mengapa seakan-akan keinginan tersebut adalah salah?? Bahkan ada yang mengatakan bahwa membenci dirinya sendiri yang gay adalah rasisme gaya baru.
Rasisme notabene adalah paham yang membenci seseorang hanya karena warna kulitnya. Dalam agama saya, Islam, Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, secara lahiriah agar dapat saling mengenal, saling membantu. Tentu saja keberadaan ras yang berbeda-beda adalah fitrah-Nya. Tetapi homoseksualitas adalah pilihan (saya akan mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung opini saya ini). Kebiasaan seksualitas seseorang dapat dibentuk, dapat diubah , sama seperti perilaku lain. Bahkan di sebuah thread Kaskus, penelitian terbaru menunjukkan bahwa klaim gay adalah pengaruh genetik telah dibantah. Beberapa situs juga melaporkan kemungkinannya seseorang menjadi heteroseksual dari homoseksual dan dapat menghilangkan ketertarikan pada sesama jenis. Walaupun prosesnya harus bertahun-tahun, tentu saja. Bila hal itu terbukti secara ilmiah dapat terjadi, mengapa tidak membiarkan orang-orang yang memang dalam hati nuraninya tidak sreg dengan gaya hidup gay mengubah perilakunya?? Bukankah itu adalah hak hidup seseorang?
Kasus ini sangat berbeda dengan orang yang misalnya membenci warna kulitnya kemudian menjalani operasi plastik agar bisa memiliki warna kulit lain. Atau orang yang membenci dirinya sendiri karena warna kulitnya. Gaya hidup homoseksual yang cenderung gonta-ganti pasangan juga secara kesehatan tentu akan berpengaruh pada kondisi fisik individu tersebut. Jika memang ada keinginan untuk mengubah 'kebiasaan' tersebuit, kita tentu tak punya hak untuk menyalahkannya, bukan?

Bagaimana Caranya Mengerti Diri Kita bila Kita adalah Kaum Homoseksual?
Saya bukan bersikap ironis. Banyak yang pesimis bagaimana bisa setidaknya memahami mengapa kita bisa memiliki ketertarikan kepada sesama jenis. Menurut penelitian, hampir semua orang adalah biseksual. Dan itu benar adanya. Bahkan orang yang bilang "saya tidak bisa menyukai lawan jenis" pada dasarnya bisa menyukai lawan jenis. Begitu pula seorang heteroseksual pun bisa mengalami ketertarikan seksual terhadap sesama jenis. Hanya saja semuanya adalah keputusan kita untuk berhubungan seks dengan seseorang atau tidak. Ada orang yang secara jujur tidak bisa menahan hasrat untuk berhubungan seks dengan orang lain (baik lawan jenis maupun sesama jenis). Kejujuran tersebut patut kita hargai. Kejujuran adalah awal dari perubahan.
Salah satu hal yang membuat kita tak mengerti diri kita sendiri, baik apapun masalah kita adalah sulitnya kita untuk mengakui kelemahan kita. Misalnya saja saya, seorang yang sensitif, terkadang saya berusaha menunjukkan pada orang lain bahwa saya adalah pribadi yang tegar. Saya butuh waktu yang lama untuk menyadarinya. Tapi setelah menyadarinya, saya menjadi pribadi yang 'penuh'. Tahu kekurangan dan kelebihan saya. Tahu bagaimana sensitivitas saya bisa menguntungkan saya. Tahu bagaimana mengkontrolnya. Sama seperti hal tersebut, 'kebiasaan' dan gaya hidup kaum gay juga bisa dipahami. Tentu saja dengan keterbukaan diri kita kepada kemungkinan pada perubahan.
Ada banyak fakta yang menunjukkan bahwa ketertarikan pada sesama jenis tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fisik, keturunan atau genetik. Faktor lingkungan dan persepsi individu (orang tersebut) adalah faktor yang krusial dalam menentukan ketertarikan terhadap sesama jenis. Hal ini terbukti pada kaum gay saja, sedangkan lesbian memiliki dimensinya sendiri.

Seksualisasi Pada Pribadi Gay
Sexualization atau seksualisasi secara gampangnya adalah proses di mana drive-drive yang ada di dalam diri seseorang dimanifestasikan dengan perilaku seks. Misalnya saja ada orang yang stres dan bisa menghilangkan stres hanya dengan berhubungan stres saja, maka ia memiliki kecenderungan untuk terus melakukan hal tersebut. Ia tidak mengenal cara-cara lain dalam mengendalikan impuls dan drivenya selain dengan sexual intercourse atau kopulasi. Kemungkinan orang tersebut dapat menjadi orang yang kecanduan seks. manifestasi stres dengan seks.
Pada individu yang memiliki ketertarikan sesama jenis, terdapat beberapa karakteristik yang sama :
1. Hipersensitivitas. Sangat sensitif dalam menghadapi pendapat orang lain. Tapi karakteristik inilah yang membuat kaum gay memiliki pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi seperti desainer, dokter dan lain-lain.
2. Terlalu dekat dengan orang tua lawan jenis. Bila individu itu berjender laki-laki, ia terlalu dekat dengan ibunya. dan sebaliknya.
3. Persepsi atau jalan pikiran yang berbeda dalam mengatasi perasaan-perasaan tidak menyenangkan seperti kesepian, dan lain-lain.
4. Pernah mengalami pelecehan seksual dan tidak menyadarinya. Biasanya oleh sesama jenis.
5. Faktor-faktor lain
Tidak semua orang yang mengalami faktor nomot 1, 2 dan 4 akan mengalami ketertarikan kepada sesama jenis, karena tidak mengalami poin no 3. Persepsi kita adalah hal yang paling menentukan bagaimana kita bereaksi. Ini juga terjadi pada fenomena-fenomena psikologis lain seperti reaksi ditinggal pacar misalnya, ada yang bisa rela, ada yang sampai berniat mengakhiri hidup.
Selain faktor-faktor di atas, hipersensitivitas juga sangat berpengaruh. Saya masih ingat bahwa saya termasuk HSP (High Sensitivity Person) Tetapi saya masih dalam taraf bukan hipersensitivitas. Saya dapat sedikit memahmai hipersensitivitas. Hal ini berakar dari rasa kesepian yang sangat yang dialami individu dengan ketertarikan kepada sesama jenis. rasa kesepian tersebut biasanya berawal pada masa anak-anak yang akhirnya muncul di masa remaja dan dewasa. Hal ini, saya ingatkan lagi terjadi pada semua orang yang mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Hipersensitivitas ini adalah faktor yang membuat orang yang ingin menjadi heteroseksual kembali mengalami kesulitan. Proses konseling adalah proses yang sangat menguras tenaga. Kita terkadang harus mengingat kembali masa lalu (terkecuali terapi behavioral) dan melihat kembali jiwa kita. Apa pun yang menjadi bagian dari diri kita harus kita lihat kembali, termasuk hal-hal yang menyakitkan. Saya secara pribadi hanya bisa menggunakan satu model terapi untuk kasus ini, yaitu Analisis Mimpi Jungian. Saya akan jelaskan pada post saya berikutnya beserta contoh kasusnya yang telah berhasil dilakukan oleh Yoram Kaufmann.
Oleh karena karakteristik di atas, ada beberapa syarat agar Anda (bila Anda menginginkan) bila ingin menghilangkan hasrat Anda pada sesama jenis. Ini juga saya sarikan dari jurnal Analisis ala Carl Jung.
1. Terbuka (alias ikhlas seikhlas-ikhlasnya) dengan perubahan dalam diri Anda.
2. Siap menghadapi rasa sakit di dalam jiwa bila ada beberapa hal dalam diri Anda terkuak.
3. Bisa mengakui bahwa Anda memang memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.
4. Siap dengan konsekuensi dan resiko bila menjadi heteroseksual.
5. Tidak merasa terpaksa.
6. mau bersabar dengan perubahan karena perlu waktu lama untuk berubah.
Model Psikologi analitik Pak Jung pada awalnya digunakan hanya untuk orang pada usia matang yang sudah siap dengan segala resiko, bebas dengan segala konsekuensi moral dan ingin mendalami makna hidup. Dan jangan kuatir, analisis mimpi ini saya nilai kurang menyakitkan dibanding teknik lainnya. Walaupun APA sudah mewanti-wanti untuk tidak mengubah orientasi seks seseorang, banyak fakta dan temuan ilmiah yang mencatatkan perubahan seorang homoseksual menjadi heteroseksual. Saya akan lanjutkan di pos saya selanjutnya. Untuk teman-teman saya sedang berjuang dengan ketertarikan terhadap sesama jenis, teruslah berdoa. Bila sudah memiliki 6 kriteria di atas, jangan ragu-ragu beri komentar dan email saya. Insha Allah saya akan membantu Anda dengan cara slow-but-sure ala Jungian. Jangan putus asa dan terus berharaplah....saya yakin Anda bisa asala Anda ikhlas untuk berubah.
Ok...that's it! Bye!