Sabtu, 14 Juli 2012

Serba-Serbi Homoseksual : Gay is Inborn VS Gay is Chance Factor

Assalamu'alaikum !

FYI : Sebelumnya saya hanya akan memberikan fakta sesuai isi buku dan juga situs. Saya sendiri termasuk orang yang percaya bahwa gay is chance seperti teori Neil Whitehead, tapi supaya semua tahu mengapa gay dilegalkan, maka saya juga mengikutsertakan beberapa buku psikologi yang afirmatif terhadap gerakan LGBT. Saya tidak pernah memaksa seseorang yang suka sesama jenis untuk menjadi heteroseksual. IT'S ALL YOUR CHOICE. Kan kamu-kamu dah gedhe, dewasa. Dosa ditanggung sendiri, derita ditanggung sendiri, it's all your decision. Tapi jika ada diantara kalian (mau yang gay, yang hetero) yang membully para exgay, langkahi dulu teori-teori ini. Leave them alone, you heterophobe! Get some life!


Teori "Gay is Inborn" dan Homoseksualitas Menurut Psikoanalisa Moderen

Teori Gay is Inborn (gay itu bawaan orok) banyak versinya, biasanya tidak lengkap, dan entah mengapa sering ditukar tempat dengan teorema tentang pembentukan interseks. Yang saya bingung, semakin saya tahu tentang teorema ini, saya semakin pusing karena interseks itu berbeda dengan homoseksual. Ditambah lagi ada beberapa fakta bahwa kebanyakan orang homoseks bukanlah interseks. Beberapa psikiater dan dokter entah mengapa juga memberikan info yang ambigu tentang ini. Yang saya ingat secara sedikit dari teori ini adalah :

  1. Bahwa ada gen yang mengakibatkan seseorang menjadi homoseksual. Gen itu dinamakan gay gene dan muncul pertama kali pada tahun 1993 di sebuah majalah biologi.
  2. Bahwa gay gen itu diturunkan dari pihak ibu, seperti gen bule albino, karier atau pembawanya dari pihak ibu. Misalnya kalau paman dari pihak ibu ada yang punya SSA, maka keponakannya punya kemungkinan memiliki SSA juga. 
  3. Karena berasal dari gen, terdapat ciri-ciri fisik yang membedakan pria gay (pria dengan SSA/same-sex attraction) dengan pria heteroseksual (pria dengan OSA/ Opposite-sex Attraction), seperti panjang jari tengah, ukuran bagian otak, dsb.
  4. Gay, walaupun inborn bukanlah disorder (kelainan), tetapi variasi dari populasi manusia. Klaim ini juga dikaitkan dengan temuan bahwa perilaku homoseksual ditemukan juga di dunia hewan.
  5. Gay, karena inborn juga dipengaruhi dari hormon, dan juga hormon pra-natal. 
  6. Gay, karena inborn tidak dapat diubah. Karenanya konseling hanya akan melukai si individu bila diterapkan padanya.
  7. Klaim ini juga terkenal karena penelitiannya Kinsey di tahun 40-an ttg seksualitas seseorang.
  8. Karena gay itu inborn, orang yang ingin mengubah dirinya yang homoseksual menjadi heteroseksual itu seorang homofobik. 
Itu beberapa klaim gay is gene. Sedangkan untuk Homoseksualitas menurut Psikoanalisa Moderen bisa dilihat dan dicerna sendiri dalam buku Sexual Orientation and Psychoanalysis  . Saya tak ingin berkomentar, karena Psikoanalisa itu sangat subyektif dan analisa dari hasil analisanya pun sangat subyektif. Pada dasarnya  buku ini menyetujui dan afirmatif terhadap gerakan LGBT, beserta bukti tentang fantasi seksual, analisa dsb. Tapi karena saya agak tidak sreg dengan teknik analisis  Freudian, jadi saya juga akan sangat subyektif menilainya. 

Teori Gay is Chance 

Teori ini sebenarnya muncul ketika Neil Whitehead (seorang ahli genetik) menemukan banyak bukti bahwa klaim gay is inborn atau adanyan gen gay itu lemah. Bukti itu ia kumpulkan dan ia menyimpulkan bahwa gay is chance (gay itu berpijak pada 'kesempatan'). Sepertinya lebih rumit daripada bilang bahwa gay is gene, tapi saya menyetujuinya karena lebih masuk akal, logis serta banyak menjelaskan fakta ilmiah yang telah dipelajari secara resmi di BK. Klaim lengkapnya bisa dibuka di situs ini  Isi dari teori ini adalah :

  1. Orientasi seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya, termasuk perilaku seksual (seks anal, oral, gaya bercinta, dsb), termasuk juga homoseksualisme, heteroseksualisme, dll.
  2. Hormon berpengaruh hanya hingga 16-27% saja untuk kasus orientasi seks (heteroseksual, homoseksual....)
  3. Secara genetik, semua makhluk tingkat tinggi (bukan mikroorganisme) dipengaruhi oleh gen hanya sekitar 10% (maksimalnya). Maka bila ada gen gay, maka hanya ada 10% yang membuat ada gay. Tapi itu BILA, menurut teori ini, belum terbukti bahwa ada gen gay.
  4. Gen gay belum pernah ditemukan di seluruh genome manusia, walaupun telah melalui berbagai proses penelitian yang sama terhadap gejala perilaku manusia yang secara garis besar dipengaruhi oleh gen seperti skizofrenia (garis besar di sini hanya 3% dari seluruh populasi penderita skizofrenia).
  5. Hormon memiliki andil yang sangat kecil dalam pembentukan seseorang dalam menjadi gay, lesbian, biseksual, transgender (transeksual), dsb.
  6. Interseks itu terjadi karena kromosomnya dan perkembangan alat kelamin yang kurang sempurna, jadi jangan disamakan dengan gay. Dan mayoritas interseks hidup menurut jenis kelamin dimana ia dibesarkan. Ada yang memilih ganti kelamin, tapi itupun karena kromosomnya lebih dominan di jenis kelamin yang dia pilih. Ada juga yang abstain dan tidak pernah menikah.
  7. Heteroseksualisme itu bukan bawaan lahir. Memang ada insting reproduksi yang mendukung heteroseksualisme, tapi perilaku seks individu heteroseksual itu dipelajari. Baca buku psikologi perkembangan, pasti ada perkembangan individu heteroseksual. 
  8. Individu homoseksual secara tak sadar mempersepsi kejadian-kejadian dimasa kecil menjadikannya homoseksual. Kekaguman pada budaya gay dan lesbian juga akan mempengaruhi preferensi seksual mereka. Sakit hati dan persepsi terhadap orang tua juga sangat berpengaruh. Bisa dibaca di post saya yang terdahulu ttg kasus Michael. Homoseksualitas itu hanya gejala, sedangkan sebabnya bermacam-macam.
  9. Orang yang memutuskan dirinya keluar dari dunia gay tidak semuanya memilih menjadi heteroseksual dan bukan homofobia. Kebanyakan sih memilih menjadi heteroseksual. Tapi ada juga yang jadi aseksual. Di teori ini juga menjelaskan bahwa ada banyak individu yang aseksual pun hidup bahagia dan punya gairah seksual yang wajar, hanya dia memilih untuk hidup aseksual.
  10. Perceraian meninggikan probabilitas menjadi gay/lesbian 50%. 
  11. Menikah dengan lawan jenis bukanlah terapi yang tepat, tapi pergi menemui konselor/psikolog untuk menganalisis masa lalu serta mempelajari sendiri faktor-faktor tersebut adalah konseling yang terbaik. Tidak semua jenis konseling cocok untuk semua orang, ini berlaku untuk semua jenis keluhan, jadi jangan salahkan konselor/terapis/ psikolog bila tidak berhasil. Coba dengan terapis yang menggunakan pendekatan yang berbeda. 

Itu hanya beberapa intisari dari dua teori tersebut. Teori gay is Chance sebenarnya tidak mudah untuk disimpulkan karena faktor pembentuk perilaku homoseksualisme sama rumitnya dengan perilaku heteroseksual. Tidak semua individu sama, sehingga bila kita memiliki  dua orang teman yang sama-sama memiliki SSA (same-sex attraction), bisa jadi motif mereka berbeda. Tetapi motifnya tentu saja tidak disadari, tidak seperti homoseksualisme ideal seperti wakashudo pada jaman samurai Sengoku misalnya, yang secara lingkungan sangat dianjurkan. Beberapa fakta di dalam buku My Gene Make Me Do it di situs tersebut juga memberikan jawaban mengapa teori Exotic Become Erotic salah, juga teori bahwa there is gay gene. Secara lengkapnya silakan, lebih baik disimak daripada banyak penjelasan dari Psikiater dsb yang bilang bahwa 'seksualitas itu rumit', titik. Ya, kalau rumit, jelaskan pelan-pelan dong. Saya juga pernah SMP ma SMA, jadi tahu lah biologi dikit-dikit. 

Sekarang silakan dibandingkan, tapi sama seperti teori pembentukan alam semesta yang banyak versinya, teorema tentang gay itu asalnya darimana terserah pribadi masing-masing. 

Wassalamu'alaikum!

Senin, 26 Maret 2012

Jung dan Freud : Perbedaan Analisis Konseling



Banyak yang mengulas tentang perbedaan teori Jung dan Freud, dari teori kepribadian, teori sifat manusia, hakikat ketaksadaran, dan lain-lain. Tapi mungkin belum lengkap bila kita belum mengetahui perbedaan utama teknik analisis masalahnya. Para praktisi konseling pasti tahu benar bahwa hal yang paling sulit dalam proses konseling adalah analisis masalah. Setelah prognosa dilakukan, maka dicarilah diagnosanya. Tapi apakah sesederhana itu? Kenyataannya lebih sulit dari teorinya. Pada pos sebelumnya, saya telah menyertakan teori ringkas tentang Psikologi Analitik Carl Jung. Jadi, untuk kali ini, saya akan langsung membahas tentang analisis masalah, baik dari pihak Freud dan juga Jung.

Kita mulai saja.

Analisis Masalah ala Sigmund Freud

Analisis masalah ala Freud memiliki beberapa ciri, yaitu :
  1. Berpusat pada libido. Mimpi dan segala simbol di dalamnya dikaitkan secara langsung dengan simbol-simbol seksual. Misalnya konseli A bermimpi melihat bangunan candi Hindu dan merasa takut dengannya, karena proposisi umum dalam Psikoanalisa adalah semuanya bergantung pada libido, maka candi Hindu tersebut diartikan sebagai simbol phallus, atau seks.
  2. teknik yang digunakan adalah teknik REDUKTIF, yaitu dengan mereduksi gejala-gejala neurosis klien/ konseli, lalu mendiagnosis hubungannya dengan kepribadian konseli, dan menulusurinya hingga ke sejarah masa lalu konseli .




Inilah ilustrasi konseling Psikoanalisa Freud








dengan teknik ini, klien dihadapkan pada masa lau, terkadang menyakitkan, tapi telah terbukti ampuh untuk bebrapa klien seperti Anna O.
Analisis Kasus ala Jung
  1. Analisis berpusat pada individuasi dan spiritualitas, Intinya, spiritualitas itu akan menyempurnakan proses konseli menjadi individu yang utuh dan berfungsi secara sempurna. Mimpi diartikan secara persepsi konseli, Misalnya Konseli A bermimpi tentang candi Hindhu, konselor/terapis berkewajiban bertanya tentang apa yang konseli rasakan ketika bermimpi tersebut, apakah senang, sedih, takut, cemas (bisa juga melihat reaksi dari mimik muka konseli ketika menceritakan hal itu) dan apakah simbol candi Hindu tersebut memiliki arti tersendiri bagi konseli, e.g : konseli A merasa bahwa ia takut melihat candi Hindu karena ia mengalami kejadian traumatis ketika pergi berwisata di candi Prambanan.
  2. bersifat KONSTRUKTIF, artinya analisisnya berusaha membangun individuasi dan rasa 'penuh' dalam psyche konseli, dengan cara berdiskusi, sehingga konseli memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang dirinya.
Secara gampangnya begini, konseli itu diibaratkan punya buku yang memuat lengkap tentang dirinya, sejarahnya, dan juga bagaimana cara hidup konseli sesuai dengan kepribadiannya, maka tugas konselor/ terapis adalah membuka, mengajari konseli membaca simbol-simbol yang terdapat dalam buku itu.
Dalam analisis ala Jung, ketiga figur A, B dan C (Sejarah, Kepribadian dan neurosis konseli) itu bisa saling mempengaruhi. Jika yang ingin diubah adalah gejala dan perilaku neurosisnya, maka ubahlah sejarah dan kepribadiannya, yaitu dengan MEMBERI MAKNA pada setiap peristiwa yang terjadi dalam sejarah konseli.

Referensi :

Papadopoulos, R.K (editor). 2006. The Handbook of Jungian Psychology : Theory, Practice and Application. New York :Routledge Publishing

Rabu, 22 Februari 2012

Homoseksualitas dan Perkembangan Penuh Psyche Part 2

Assalamu'alaikum wr. wb.
Pada post ini saya akan mengetengahkan tentang sebuah kasus Analisis Mimpi yang kebetulan konseli (orang yang menjadi subjek konseling) adalah seorang lelaki homoseksual bernama Michael. Kasus ini nyata dan bukan fiksi, diambil dari kasus yang dipecahkan oleh seorang analis Jungian terkenal bernama Yoram Kaufmann. Dalam analisis mimpi ini, akan disebutkan beberapa istilah yang merupakan khas istilah analisis mimpi ala Carl Jung seperti anima, shadow (bayangan), dan lain-lain. Silakan buka di link ini untuk penjelasan lebih lanjut atau download penjelasan yang kami buat di sini.
Kasus ini dimuat dalam buku "Current Psychotherapies" edisi tahun 1988 yang dihimpun oleh Raymond Corsini yang juga menghimpun buku "The Great Cases of Psychotherapy".

KASUS MICHAEL


Lelaki bernama Michael itu berusia kira-kira 20-an tahun. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang tinggal dalam rumah barat-pertengahan. Michael adalah pemuda yang menarik hati, cerdas, introspektif, dan memiliki kepekaan yang tinggi, terutama kepada dunia sekitarnya. Situasi dan kondisi sekitarnya dapat mempengaruhi perasaan Michael dengan sangat. Namun ia juga jujur terhadap dirinya sendiri.
Michael datang kepada terapis karena ia ingin menjalani hubungan yang langgeng, apakah itu hubungan homoseksual ataupun hubungan heteroseksual. Michael bebas dari rasa bersalah ataupun konsekuensi sosial terkait dengan orientasi seksualnya. Baik keluarga maupun keluarga istrinya menyadari seksualitasnya. Ia juga pernah menjalani konseling tetapi tidak mendapatkan jawaban yang ia cari.

Mimpi I
“I am in the kitchen with my mother. Upstairs I can hear the sound of heavy chairs clanking across the floor. Mother tells me not to worry that father has gone insane, but that they had chained him upstairs so that he can’t hurt me, she intimately places her hand over mine on the table and caresses it.
Mother Archetype



Mimpi ini menurut analis menunjukkan konstelasi keluarga Michael. Ayahnya suka marah, sedangkan ibunya bersikap terlalu protektif pada anak-anaknya terutama Michael. Ibunya juga bersikap seduktif terhadapnya. Hal ini membuat kemampuan ego Michael untuk bertindak secara asertif disetir/didominasi oleh Arketipe Ibu. Hal ini mengakibatkan maskulinitas Michael dibelenggu dan tidak dipercaya oleh ego.

Mimpi Kedua
My father, brother and I are peddling out to the sea in water bikes. The water is choppy and threatening. I see my father dipping my baby into the shark infected water.

Dalam mimpi kedua ini, Michael masih dalam stage infantile. Dia ingin menderivasikan kekuatan maskulinnya dari sumber dalam (psyche-nya). Sayangnya Arketipe Ayahnya malah membahayakan animanya (sang bayi perempuan) dan membuatnya merepresi kemaskulinannya. 

Mimpi ketiga 

I follow Y (the analyst) in climbing in a difficult mountain. Y is surprised that there is physical side to my nature and says he enjoys my company.


Makna mimpi tersebut berfokus pada kegiatan pendakian gunung yang dilakukan oleh ego Michael dan analis. Hal tersebut merupakan metafora dari proses konseling yang dilakukan oleh Michael dan sang terapis. Mimpi tersebut diartikan oleh Michael dan terapis sebagai perlambang bahwa Michael mulai dapat menerima maskulinitasnya.

Mimpi keempat
Keith boasts about how many girls he has dated. Under his braggadocio I sense his insecurity to which I respond in a fatherly way. Suddenly we are romantically kissing. We are equals. I am transported. Mother tries to find out what has happened between me and Keith. 

Dalam mimpi ini, Michael bermimpi secara erotis dan sering disalah artikan sebagai ‘fantasi seksual’ oleh beberapa individu. Namun dalam mengartikan mimpi, analis mengintepretasikan tokoh Keith sebagai shadow atau bayangan Michael yang baik (the good shadow). Sedangkan perilaku seksual (mencium) Michael terhadap Keith merupakan perlambang usaha penyatuan ego Michael dengan Bayangannya. Mimpi tersebut memberikan gambaran bahwa Michael dapat bersentuhan dan berkomunikasi dengan maskulinitasnya yang direpresi.

Mimpi kelima

I am teaching my baby girl to talk

Dalam mimpi ini, ego Michael bertemu dengan animanya kembali. Ia mengajarkannya untuk berbicara dan itu mencerminkan usaha ego Michael untuk membangkitkan dan mengenal animanya. Pada saat itu, Michael telah memutuskan untuk memperbaiki hubungannya dengan istrinya kembali. Ia juga memutuskan untuk mengikuti Konseling Kelompok/ Terapi Kelompok yang diadakan oleh analis/terapis.
Dalam mimpi yang kelima ini, sang bayi perempuan kembali muncul. Sama seperti mimpi sebelumnya, sang bayi merupakan perlambang Anima dari Michael. Pada mimpi ini, ego Michael sedang berusaha bersentuhan, mengajak bicara dan berhubungan dengan animanya. Ego berusaha membangunkan arketipe anima yang ada dalam psyche Michael.

Mimpi keenam
I am in the group and suddenly I discover to my horror that I am dressed in a way that looks very gay. I feel ridiculous and say so to one of the girls. She is not concerned and does not take my dress as an indication of my character, just an accident. She simply rolls down the sleeves and makes minor adjustments and the clothes looks normal. A guy who sitting behind me is dressed in a gay manner. He tries to pull me away from the girl and embraces me. His clothing is full of curved needles that just outward and they pierced me. I struggle and free myself. The girl’s clothing is also full of pins but they are safety pins and they are close.

'sang gadis’ dalam mimpi tersebut diartikan Michael sebagai intisari feminitas dan penerimaanya terhadap Michael sebagai seorang pria. Hal ini sangat penting bagi Michael. Konflik yang terjadi dalam diri Michael pada mimpi ini adalah antara sisi homoseksual dan sisi heteroseksualnya. Sisi homoseksualnya memang kuat tetapi bagi Michael sisi ini memililki ‘duri’ dan terkesan tidak ia setujui. Dalam mimpi keenam ini, dapat disimpulkan bahwa Michael dapat terbebas dari sisi homoseksualnya.  Yang perlu digaris bawahi di sini bahwa sang pemimpi, Michael telah membuat keputusan aktif, yang harus diikuti dengan usaha Michael untuk memenangkan pertarungan melawan Arketipe Ibu yang sering membawa ketakutan padanya.
pertarungan Herkules vs Hydra,
sering diartikan sebagai pertarungan  Ego individu lelaki dengan Arketipe Ibu

Untuk memenangkan pertarungan ini, ia harus ‘mengambil’ Arketipe Ayah dalam psychenya. Dengan bantuan analisnya dan hubungan terapeutik yang ia jalani dengan terapisnya. Pertama-tama ia harus berhubungan dulu dengan sisis relijiusnya yang merupakan symbol spiritualismenya.

Mimpi ketujuh
The setting of this dream is a large church. In the year Y (the analyst) is sitting behind an old wooden table reading from ancient book. The letters are shaped like old German runes, long and narrow. But when I look close, I see that it could also be Chinese. Y is translating to a group of people, including me.


Michael mengaku sebelum dia mengalami mimpi ketujuh di atas, ia selalu menganggap bahwa seks dan spiritualisme/ agama adalah hal yang terpisah. Michael bahkan mengaku dia seorang atheis. Sebelum munculnya mimpi ini, analis menilai bahwa fungsi reliji dalam diri Michael direpresi.  Relijiusitas dan spiritualisme dalam mimpi ini dilambangkan dengan munculnya rune, huruf-huruf kuno Eropa yang sering muncul sebagai perlambang kebijaksanaan kuno. Analis kemudian menawarkan terapi bibliografi /bibliokonseling untuk memberikan informasi yang cukup kepada Michael tentang makna mimpinya.  Dalam mimpi ini Michael dapat menyatu dengan elemen-elemen baru : dimensi relijiusnya, dan juga sisi spiritual dari Arketipe Ayah. Asimilasi dari figure seorang ayah dalam level personal perlu menunggu lebih lama lagi dan akan datang pada sesi-sesi selanjutnya.

Mimpi Kedelapan

I am with my father. A coarse brutish guy appears and insults my father. I wait confidently for my father to hit him but he is afraid; he is too weak. Thereupon I hit the guy. 

Pada bagian ini, Michael menyadari bahwa untuk mengalami kualitas maskulin, ia harus mengambil ‘maskulinitas’ dari dirinya sendiri, daripada menanti orang lain menuntunnya.

Mimpi kesembilan

It is a warm summery day. I find a cocoon hanging on a vine and pick it up. The covering is a delicate green color. Its transparency allows me to see the orange wings of the butterfly inside and I realize that it is monarch butterfly. I cup my hands together to provide warmth of the cocoon. Hoping that the warmth of my hands will help it emerge sooner. Then I realize it won’t help. I must simply wait for to emerge by itself.

Mimpi ini memiliki gambaran yang sangat indah. Michael dikenal sebagai seorang yang benar-benar mengerti tentang kupu-kupu dan ia tahu bahwa kupu-kupu jenis Monarch adalah jenis yang tak biasa. Kupu-kupu jenis ini adalah kupu-kupu yang bermigrasi ke  Selatan ketika musim dingin tiba.  Kupu-kupu juga merupakan perlambang dari psyche dalam mitologi Yunani dan adalah image dari arketipe The Self yang merupakan tujuan dari proses individuasi.
Dengan menggunakan simbolisme kupu-kupu Monarch, Michael mengasosiasikan bahwa maskulinitasnya ‘menggantung’ yang ia anggap ‘buruk’, yang kemudian bertransformasi menjadi indah. Keindahan ini adalah persepsi Michael tentang virilitas.
Namun mimpi ini juga mengindikasikan bahwa proses individuasi yang telah dijalani Michael melalui kesembilan mimpinya belum berakhir. Ia harus berjuang lebih dalam lagi agar dapat mencapai individuasi.
Di akhir catatan Yoram Kaufmann memberikan pernyataan bahwa kesembilan mimpi dalam makalah tersebut tidak dapat menjelaskan secara detail tentang proses psikoterapi/konseling secara keseluruhan, hanya sebagian.



 Dari catatan inilah saya berusaha menggunakan teknik dreamwork dan analisis mimpi. Tak terlalu menyakitkan bukan? Bila sudah siap untuk dianalisa mimpinya silakan email saya di sini. Well then! Selamat mencoba....